Iran Ancam Balasan Besar setelah Komandan Senior Hezbollah Dibunuh oleh Israel

"Komandan senior Hezbollah tewas dalam serangan Israel di Beirut. Iran marah dan berjanji melakukan pembalasan besar-besaran. Simak fakta lengkapnya."

Ali Tabatabai Doc. Al-Manar

Teheran - Iran menyatakan kemarahan besar dan ancaman pembalasan serius setelah Ali Tabatabai, komandan senior militer Hezbollah, tewas dalam serangan udara Israel di Beirut. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyebut pembunuhan itu sebagai tindakan brutal dan teror, dan berjanji akan memberikan reaksi “menghancurkan” di waktu yang tepat.

Hezbollah sendiri mengonfirmasi kabar kematian Tabatabai pada 24 November 2025, menyebutnya sebagai “komandan militer utama” dalam struktur organisasi. Serangan tersebut menewaskan total lima orang dan melukai 28 lainnya di kawasan selatan Beirut (Haret Hreik).

Dalam pernyataannya, IRGC menegaskan bahwa “poros perlawanan” dan Hezbollah berhak menuntut pertanggungjawaban dari Israel atas pembunuhan itu. Kini, Teheran mempersiapkan balasan tegas, meski belum mengungkapkan detail kapan atau dalam bentuk apa pembalasan itu akan dilakukan.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan tersebut sebagai “pelanggaran berat terhadap kedaulatan nasional Lebanon”.

Analisis pengamat menyebut bahwa kematian Tabatabai bisa menandai eskalasi baru dalam konflik Israel–Hezbollah, terutama jika Iran dan sekutunya memutuskan untuk merespons secara militer. Posisi Tabatabai yang strategis sebagai komandan pasukan Radwan dan kepala operasi menjadikannya figur sentral dalam pertahanan dan perencanaan taktikal Hezbollah.

Terlepas dari ancaman ini, sejauh ini belum ada laporan resmi detail skema balasan dari Iran maupun Hezbollah. Namun, meningkatnya retorika keras dan ancaman dari IRGC dapat memperdalam ketegangan di kawasan Timur Tengah, dan kemungkinan menarik lebih banyak pihak dalam konflik regional.