Korban Tewas Banjir Galodo di Padang Bertambah, 19 Jenazah Ditemukan di Aliran Batang Anai
"Banjir galodo di Sumatera Barat menewaskan 19 orang. Pencarian korban Banjir Padang berlanjut di aliran Batang Anai. Kondisi medan menyulitkan tim"
 |
| Banjir bandang (Galodo) yang melanda Provinsi Sumatera Barat menimbulkan banyak korban jiwa. |
TENTUKAN.ID - Pencarian korban Banjir Galodo yang melanda jalur Padang-Bukittinggi kembali menemukan korban jiwa. Hingga Jumat (28/11/2025) sore, sebanyak 19 jenazah telah berhasil ditemukan oleh tim gabungan. Jenazah ini ditemukan tersebar di sepanjang jalur banjir bandang yang mengalir deras hingga ke hilir Sungai Batang Anai di Kayu Tanam, Padang Pariaman.
Tim memperkirakan jumlah korban dari musibah Banjir Padang ini masih dapat bertambah, mengingat laporan warga tentang orang hilang yang masih banyak.
Medan Berat Hambat Pencarian Korban Banjir Sumatera Barat
Kapolsek 2x11 Enam Lingkung, Iptu Deni Kurniawan, menjelaskan bahwa tim telah menyisir area terdampak sejak pagi, dari Jembatan Kembar hingga ke hilir. Evakuasi korban Banjir Galodo ini menghadapi kendala medan yang sangat berat.
“Kondisi medan sangat berat. Tumpukan material kayu besar, dan lumpur menyulitkan pencarian. Namun tim tetap bekerja maksimal karena kemungkinan korban bertambah sangat besar,” jelas Iptu Deni.
Setiap jenazah yang berhasil ditemukan langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara Padang untuk proses identifikasi. Arus material dan lumpur yang masih mengalir ke hilir juga turut menyulitkan proses penyisiran.
Pencarian Masih Berlanjut, Masyarakat Diminta Melapor
Aparat kepolisian, TNI, BPBD, Basarnas, relawan, dan warga terus melakukan pencarian di sepanjang aliran Sungai Batang Anai. Beberapa titik masih dianggap rawan karena pergerakan tanah dan aliran lumpur yang belum berhenti sepenuhnya.
Masyarakat yang kehilangan anggota keluarga diimbau untuk segera melapor ke posko atau melakukan pengecekan langsung ke rumah sakit rujukan, yaitu RSUD Parit Malintang dan RS Bhayangkara Padang.
Peristiwa Banjir di Sumatera Barat ini dipicu oleh curah hujan ekstrem yang mengguyur kawasan Padang Panjang dan Tanah Datar. Hingga saat ini diturunkan, proses penyisiran dan pencarian korban masih terus dilakukan secara intensif oleh tim gabungan.