Dominasi Global Mobil Listrik China Terhenti di Amerika Utara
"Dominasi EV China (12,4 juta unit di 2024) gagal masuk pasar AS. Analisis tentang perang dagang tarif super tinggi penghambat laju BYD."
| Doc. video byd.com |
WASHINGTON D.C. - Sementara pabrikan mobil listrik asal China seperti BYD telah memperkuat dominasinya di pasar global, termasuk di Eropa dan Negara Berkembang, kendaraan-kendaraan ini nyaris tidak terlihat di jalanan Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Hal ini disebabkan oleh penerapan tarif impor yang "melarang" (prohibitive) yang sengaja dipasang oleh kedua negara tersebut sebagai langkah proteksionisme industri domestik.
Menurut data International Energy Agency (IEA), China memproduksi 12,4 juta mobil listrik pada tahun 2024, yang mencakup lebih dari 70 persen dari total produksi global (17,3 juta unit). China juga kini menjadi eksportir mobil nomor satu dunia berdasarkan jumlah unit.
Namun, dominasi tersebut terhenti total di Amerika Utara.
Hambatan Tarif Lebih dari 100 Persen
Joel Jaeger, peneliti senior dari World Resources Institute, menjelaskan kepada Al Jazeera bahwa sulit bagi konsumen AS atau Kanada untuk membeli EV China karena adanya tarif yang sangat tinggi.
"Dalam setahun terakhir, AS dan Kanada sama-sama mengenakan tarif yang pada dasarnya benar-benar melarang EV, yaitu lebih dari 100 persen di kedua tempat," kata Jaeger.
Tarif curam ini menyebabkan harga jual mobil listrik China yang seharusnya kompetitif menjadi tidak terjangkau. Misalnya, sebuah mobil yang dijual produsen China seharga $30.000 (sekitar Rp490 juta) akan menelan biaya setidaknya $60.000 (sekitar Rp980 juta) di AS atau Kanada. Ini menjadikannya sulit bersaing dengan model EV AS yang rata-rata dijual sekitar $55.000.
Penerapan tarif ini, yang mencapai 100 persen di AS, dimulai di bawah pemerintahan mantan Presiden Joe Biden pada September 2024, diikuti Kanada sebulan kemudian. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong industri EV domestik AS sambil mengurangi ketergantungan pada rantai pasokan China.
Kontras dengan Dunia dan Isu Iklim
Kondisi ini sangat kontras dengan situasi global. Di banyak negara, terutama di Global Selatan dan sebagian Eropa, mobil listrik China—seperti yang diproduksi oleh raksasa BYD (Build Your Dreams)—diterima dengan baik karena harganya yang terjangkau.
Di pasar domestik China, insentif pemerintah telah membuat setengah dari semua mobil listrik dijual dengan harga di bawah $30.000, membuat harganya setara dengan mobil berbahan bakar bensin. BYD sendiri telah membangun pabrik di berbagai negara seperti Brasil, Hungaria, dan India.
Perbedaan jalur antara China dan AS ini bahkan terasa di forum internasional. Dalam Konferensi Iklim PBB COP30 di Belém, Brasil, BYD dan GWM (produsen EV China lainnya) tampil sebagai co-sponsor acara. Sementara itu, Gubernur California, Gavin Newsom, mengecam absennya delegasi resmi federal AS, menuduh Presiden Donald Trump "menyerahkan masa depan kepada China" karena pandangan skeptisnya terhadap krisis iklim.
Meskipun mobil jadi dilarang, AS tetap menjadi importir besar komponen EV dari China, terutama baterai lithium-ion, yang digunakan dalam perakitan mobil listrik buatan AS.
Sumber:
- Al Jazeera: China's EVs dominate the world — why not in the US and Canada?
- IEA (International Energy Agency)
- World Resources Institute