Pakar Sebut Minat LCGC Turun EV Murah Mulai Kuasai Pasar Otomotif Nasional
"Pergeseran besar terjadi: EV murah mulai menguasai segmen mobil entry-level, menggoyang dominasi LCGC. Simak analisis komprehensifnya."
| Doc. rawpixels.com |
Jakarta — Tren otomotif Indonesia mulai bergeser: menurut para pakar, demam mobil murah LCGC tampaknya sudah melewati puncaknya. Kini, konsumen semakin tertarik pada mobil listrik (EV) murah sebagai alternatif hemat-biaya jangka panjang.
Pakar otomotif seperti Yannes Martinus Pasaribu dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memperingatkan bahwa pangsa pasar LCGC bisa “tergerus” oleh kehadiran EV murah yang kini kompetitif di segmen harga.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperlihatkan koreksi signifikan di segmen LCGC. Pada saat yang sama, mobil listrik murah seperti BYD Atto 1 dengan banderol sekitar Rp 195 juta–Rp 235 juta semakin dipertimbangkan konsumen sebagai pilihan ekonomis jangka panjang.
Fenomena ini tidak sekadar soal “gaya hidup ramah lingkungan.” Menurut analis, EV murah mulai menjadi opsi rasional karena total biaya kepemilikan (TCO) yang semakin menguntungkan, terutama jika dibandingkan biaya perawatan dan bahan bakar mobil bensin konvensional.
Namun, tidak semua pihak melihat tren ini sebagai ancaman absolut bagi LCGC. Toyota Astra Motor menyatakan bahwa penurunan LCGC tidak didorong oleh persaingan dengan EV, melainkan lebih pada kondisi ekonomi makro yang membatasi daya beli konsumen. Menurut perusahaan, karakteristik pembeli LCGC berbeda dengan pembeli EV, sehingga segmen keduanya bisa hidup berdampingan.
Menariknya, pemerintah tidak langsung meninggalkan segmen mobil murah bensin. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengumumkan perpanjangan program LCGC hingga 2031, sebagai cara menjaga industri otomotif dan akses mobil bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Menurut Yannes Pasaribu, pergeseran ini memperlihatkan bahwa label “mobil murah” kini berubah makna bagi konsumen. Tidak lagi hanya soal harga beli, tetapi total biaya kepemilikan termasuk biaya operasional dan regulasi ramah lingkungan mulai menjadi pertimbangan utama.
Sumber:
- Harian Jogja: Penjualan LCGC Lesu, Pasar Terdorong EV Murah
- Bisnis.com: Risiko Pangsa Pasar LCGC Tergerus Mobil Listrik
- Mobilinanews.com: “Dihantam BYD Atto 1 dan EV Murah …”
- Banjarnegaraku / Pikiran Rakyat: “LCGC Terjepit BYD Atto 1 …”
- Kompas.id: “LCGC Vs Mobil Elektrifikasi, ke Mana Arah Pasar …”
- Suara.com: “Program Mobil Murah Lanjut Sampai 2031 …”