Teknologi Mutakhir di Balik Dokumenter Prehistoric Planet: Ice Age Apple TV+
"Rahasia visual Mammoth Sabertooth di Ice Age. Dokumenter Apple TV+ ini pakai model puppet sebagai referensi kamera VFX bulu realistis."
![]() |
| Doc. Apple TV |
JAKARTA - Serial dokumenter alam prasejarah peraih penghargaan, Prehistoric Planet, kembali hadir di Apple TV+ dengan babak terbarunya yang berjudul Prehistoric Planet: Ice Age. Dirilis secara global pada 26 November 2025 dalam lima episode, musim ketiga ini membawa penonton jutaan tahun setelah kepunahan dinosaurus, untuk menelusuri kehidupan mamalia raksasa (megafauna) di era Pleistocene atau Zaman Es.
Keberhasilan visual yang memukau dari serial ini di balik layar melibatkan perpaduan teknologi canggih (VFX fotorealistik) dan teknik yang mengejutkan, yakni metode yang disebut low-tech.
Berikut adalah fakta kunci dan teknologi di balik produksi Prehistoric Planet: Ice Age yang diproduksi oleh BBC Studios Natural History Unit dan produser eksekutif Jon Favreau serta Mike Gunton (kreator Planet Earth):
Inovasi "Low-Tech" Penggunaan Model Tiruan (Puppets)
Perbedaan terbesar dalam produksi musim Ice Age ini, menurut Matthew Thompson, produser sekaligus showrunner, adalah penggunaan model tiruan berukuran asli (puppets) atau boneka sebagai referensi teknis di lokasi syuting.
Fungsi: Model-model berukuran nyata dari megafauna seperti Mammoth atau Sabertooth* ini tidak muncul di layar, melainkan ditempatkan di lokasi pengambilan gambar (plates) untuk memberikan acuan visual dan spasial yang akurat bagi operator kamera.
Tujuan: Teknik ini membantu kru mencapai pergerakan kamera dan perubahan fokus (focus pull*) yang sangat natural, layaknya saat merekam dokumenter satwa liar sungguhan. Model ini memungkinkan operator untuk merasakan skala dan gerakan objek, sehingga hasil akhirnya terasa lebih otentik.
Penyebab Adopsi: Penggunaan model ini lebih dimungkinkan karena hewan-hewan di Zaman Es, meskipun raksasa, umumnya lebih kecil dibandingkan dinosaurus yang menjadi fokus dua musim sebelumnya.
Tantangan Efek Visual (VFX) Fotorealistik
Meskipun menggunakan metode low-tech untuk pengambilan gambar, tantangan terbesar dan inti dari serial ini tetap berada di ranah teknologi tinggi: Visual Effects (VFX) fotorealistik.
Pembuat VFX: Efek visual mutakhir untuk musim ini ditangani oleh studio ternama, Framestore, yang dikenal atas karya-karya seperti Gravity dan The Golden Compass*.
Kompleksitas Bulu: Thompson menyebut tantangan terbesar adalah menciptakan hewan-hewan berbulu tebal, seperti Mammoth Berbulu (Woolly Mammoth) dan Badak Berbulu (Woolly Rhino*). Setiap helai bulu harus dimodelkan dan diprogram secara digital agar bereaksi realistis terhadap lingkungan.
Adegan Sulit: Kesulitan visual meningkat ketika adegan menampilkan mamalia berbulu raksasa bergerak di salju tebal, di tengah badai salju, atau ketika mandi lumpur. Reaksi bulu terhadap air, es, atau lumpur menuntut solusi teknis yang sangat rumit, yang bahkan sempat membuat perusahaan VFX terkejut.
Basis Ilmiah dan Penceritaan Sinematik
Prehistoric Planet: Ice Age berupaya merefleksikan penelitian paleontologi terkini. Serial ini menggabungkan pengetahuan ilmiah dengan penceritaan sinematik, didukung oleh tim ahli yang mengawasi akurasi setiap detail makhluk, termasuk perilaku sosial mereka.
Fokus Perilaku: Eksekutif produser Mike Gunton menekankan bahwa tujuannya bukan hanya membuat hewan terlihat nyata, tetapi juga "merasa seolah mereka hidup" dengan menggambarkan nuansa perilaku sosial dan ekspresi, seperti yang terlihat pada mamalia masa kini.
Kisah Baru: Musim ini menampilkan berbagai habitat baru, mulai dari vast tundras hingga gurun tandus, serta memperkenalkan makhluk-makhluk unik yang berhasil beradaptasi di masa sulit, seperti Badak Berbulu, Kucing Bergigi Pedang (Sabertooth), Kukang Salju (Snow Sloth) yang sulit ditemukan, hingga Gajah Kerdil (Dwarf Elephant*).
Tim Musik: Musik orisinal digarap oleh komposer peraih Oscar, Hans Zimmer, bersama Anže Rozman dan Kara Talve.
Narator: Musim ketiga ini dinarasikan oleh aktor pemenang Golden Globe Award, Tom Hiddleston.
Sumber:
- Tempo.co: Teknologi Baru di Balik Produksi Dokumenter Ice Age Apple TV (19/11/2025)
- Apple TV+ Press: Apple TV+ announces “Prehistoric Planet: Ice Age” (29/07/2025)
- The Paleontology Documentary Wiki / Framestore (VFX Studio)
